Matriks BCG dan Aplikasinya
Pada postingan sebelumnya telah dibahas tentang analisa SWOT dan aplikasinya, Pada postingan kali ini saya akan membahas tentang Matriks BCG dan Aplikasinya.
>> Konsep Matrix BCG
Matriks BCG (Boston Counsulting Group) merupakan salah satu dari beberapa model perencanaan portofolia yang ada dalam dunia manajemen, dimana matirks BCG sendiri di desain oleh Bruce Hendersen pada awal tahun 1970-an. Dalam matriks BCG sendiri terdiri dari empat kelompok yang di kelompokan berdasarkan pada kombinasi dari pertumbuhan pasar dan pangsa pasar dalam kaitannya dengan para pesaing lain dalam pasar dimana perusahaan tersebut berada. Matriks BCG sendiri di buat berdasarkan dua asumsi utama yaitu yang pertama adalah:
Kelebihan Matriks BCG
Matriks BCG adalah salah satu alat pembuat keputusan yang paling mudah. Hanya dengan membaca grafiknya, orang akan dapat dengan mudah melihat di posisi manakah perusahaan mereka berada. Matriks ini memusatkan perhatian pada arus kas, karakteristik investasi, dan kebutuhan berbagai divisi organisasi. Divisi dapat berubah dari waktu ke waktu: anjing menjadi tanda tanya, tanda tanya menjadi bintang, bintang menjadi sapi perah, dan sapi perah menjadi anjing. Namun yang jarang terjadi adalah perubahan yang searah jarum jam.
Kelemahan Matriks BCG
StarOne saat ini sudah melayani 66 kota baik di Sumatera, Jawa, Bali, Kalimantan dan Sulawesi. Kecuali untuk wilayah Jawa Tengah dan DIY, layanan StarOne ditangani langsung oleh PT INDOSAT Tbk melalui kantor Cabang ataupun kantor Reps nya. Sedangkan khusus untuk area Jawa Tengah dan DIY, layanan StarOne ditangani oleh PT StarOne Mitra Telekomunikasi (SMT) yang merupakan anak perusahaan PT INDOSAT Tbk. Jika dilihat dari pesaing yang ada untuk memperebutkan pangsa pasarnya starone masih memiliki saingan yang cukup ketat dari provider cdma lain seperti smarfren, esia dan flexi. dapat dilihat dengan promosi yang gencar dilakukan oleh dua provider baru yaitu esia dan smartfren membuat starone benar mengalami ancaman berat, karena untuk posisi leader sudah sangat jelas telah dimiliki oleh flexi yang berada dalam naungan Telkom yang juga merupakan BUMN pemerintah.
- Semakin besar pangsa pasar yang dimiliki oleh sebuah perusahaan maka semakin besar jumlah penerimaan yang diterima oleh perusahaa tersebut. Hal tentu saja sangat beralasan dan sangat rasional dan juga logis, karena tentu dengan makin besar pangsa pasar yang artinya juga maka akan semakin besar konsumen yang mengkonsumsi produk yang dihasilkan oleh sebuah perusahaan, yang tentu dengan semakin banyak konsumen yang menggunakan produk dari perusahaan maka tingkat pendapatan dari penerimaan tersebut akan juga meningkat (multiplier effect).
- Perusahaan yang sedang mengalami pertumbuhan yang cukup pesat akan melakukan investasi yang cukup besar termasuk dalam hal ini untuk meningkatkan infrakstruktur serta fasilitas yang dapat mkeningkatkan kapasitas produksi maupun kapasitas distribusi, dimana tentu saj hal ini akan membutuhkan konsumsi modal yang semakin besar juga. Dengan kata lain bahwa asumsi kedua dalam matriks BCG adalah bahwa perusahaan yang sedang dalam pertumbuhan akan membutuhkan modal yang banyak untuk mendukun pertumbuhan tesebut.
- Tanda tanya (Question Mark)
- Bintang (Star)
- Sapi perah (Cash Cow)
- Anjing (Dog)
Kelebihan Matriks BCG
Matriks BCG adalah salah satu alat pembuat keputusan yang paling mudah. Hanya dengan membaca grafiknya, orang akan dapat dengan mudah melihat di posisi manakah perusahaan mereka berada. Matriks ini memusatkan perhatian pada arus kas, karakteristik investasi, dan kebutuhan berbagai divisi organisasi. Divisi dapat berubah dari waktu ke waktu: anjing menjadi tanda tanya, tanda tanya menjadi bintang, bintang menjadi sapi perah, dan sapi perah menjadi anjing. Namun yang jarang terjadi adalah perubahan yang searah jarum jam.
Kelemahan Matriks BCG
- Hanya menggunakan dua dimensi yaitu pangsa pasar relative dan tingkat pertumbuhan pasar.
- Kemungkinan sulit mendapatkan data pangsa pasar maupun tingkat pertumbuhan pasar.
- Terlalu menyederhanakan banyak bisnis karena memandang semua bisnis sebagai bintang, sapi perah, anjing atau tanda tanya.
- Dalam metode ini, diasumsikan bahwa setiap unit bisnis tidak tergantung pada unit bisnis lain, padahal dalam beberapa kasus, unit bisnis “anjing” bisa membantu unit bisnis lain untuk memperoleh keunggulan kompetitif.
- Matriks ini tidak menggambarkan apakah berbagai divisi atau industri mereka bertumbuh sepanjang waktu, sehingga matriks ini tidak memiliki karakteristik waktu, sehingga terdapat variabel lain yang penting seperti ukuran pasar dan keunggulan kompetitif.
- Matriks sangat bergantung pada luasnya definisi pasar. Suatu unit bisnis dapat mendominasi pada pasar yang kecil, tetapi memiliki pangsa pasar sangat rendah dalam industri secara keseluruhan. Dalam kasus seperti itu, definisi dari pasar dapat membuat perbedaan antara “anjing” dan “sapi perah”.
StarOne saat ini sudah melayani 66 kota baik di Sumatera, Jawa, Bali, Kalimantan dan Sulawesi. Kecuali untuk wilayah Jawa Tengah dan DIY, layanan StarOne ditangani langsung oleh PT INDOSAT Tbk melalui kantor Cabang ataupun kantor Reps nya. Sedangkan khusus untuk area Jawa Tengah dan DIY, layanan StarOne ditangani oleh PT StarOne Mitra Telekomunikasi (SMT) yang merupakan anak perusahaan PT INDOSAT Tbk. Jika dilihat dari pesaing yang ada untuk memperebutkan pangsa pasarnya starone masih memiliki saingan yang cukup ketat dari provider cdma lain seperti smarfren, esia dan flexi. dapat dilihat dengan promosi yang gencar dilakukan oleh dua provider baru yaitu esia dan smartfren membuat starone benar mengalami ancaman berat, karena untuk posisi leader sudah sangat jelas telah dimiliki oleh flexi yang berada dalam naungan Telkom yang juga merupakan BUMN pemerintah.
Dapat dilihat dengan data diatas (Data yang tersedia umum hanya diperoleh seperti diatas) hingga pada kuartal 1 tahun 2009 dapat dijadiklan sebagai gambaran bahwa dengan jelas dapat dilihat bahwa dengan bergabungnya smart dan fren menjadi smartfren membuat posisi starone berada posisi yang semakin terpuruk. Jika dilakukan analisis berdasarkan atas pada analasis portofolio dengan menggunakan konsep matriks BCG diatas maka akan dilihat bahwa starone dapat dimasukan dalam kategori yaitu question’s mark (tanda tanya).
Hal in disebabkan karena seperti yang diketahui luas bahwa pangsa pasar dari industri seluler (baik dari provider gsm/cdma hingga gadgetnya) di Indonesia cukup besar dan masih terus bertumbuh dengan sangat pesat, apalagi potensi pangsa pasar di daerah Jawa. Dengan potensi yang cukup besar tersebut perusahaan yang terlihat didalamnya jika dibandingkan dengan potensi pertumbuhan pangsa pasar yang masih bisa mengambil keuntungan dari potensi tersebut. Kemudian hak yang membuat starone masuk dalam kategori question’s mark (tanda tanya). adalah bahwa berdsarakan tabel diatas pangsa pasarnya masih rendah jika di bandingkan dengan para pesaingnya dalam lingkungan bisnis yang sama, sheingga dua syarat utama telah terpenuhi untuk masuk dalam posisi tersbut yaitu pangsa pasar perusahaan yang rendah dan pertumbuhan pangsa pasar yang masih pesat.
Hal in disebabkan karena seperti yang diketahui luas bahwa pangsa pasar dari industri seluler (baik dari provider gsm/cdma hingga gadgetnya) di Indonesia cukup besar dan masih terus bertumbuh dengan sangat pesat, apalagi potensi pangsa pasar di daerah Jawa. Dengan potensi yang cukup besar tersebut perusahaan yang terlihat didalamnya jika dibandingkan dengan potensi pertumbuhan pangsa pasar yang masih bisa mengambil keuntungan dari potensi tersebut. Kemudian hak yang membuat starone masuk dalam kategori question’s mark (tanda tanya). adalah bahwa berdsarakan tabel diatas pangsa pasarnya masih rendah jika di bandingkan dengan para pesaingnya dalam lingkungan bisnis yang sama, sheingga dua syarat utama telah terpenuhi untuk masuk dalam posisi tersbut yaitu pangsa pasar perusahaan yang rendah dan pertumbuhan pangsa pasar yang masih pesat.