Kata terima kasih sudah jarang di ucapakan orang karena makna ucapan terima kasih telah luntur, orang memulai mengangap ucapan terima kasih hanya pantas di ucapakan kepada orang-orang yang derajatnya lebih tinggi dari dirinya ketika orang tersebut membantunya dari kesulitan. Jika hanya saling membeli atau mengakhiri kerjasama itu merupakan hal yang biasa dilakukan dan semua pasti merasa diuntungkan. Karena anggapan tersebut berlangsung secara terus-menurus dan tidak ada kemauan untuk merubah sikap tersebut, akhirnya ucapan-ucapan terima kasih pun mulai jarang terucap bahkan untuk hal yang tadi telah diucapkan diatas. Selain itu, rasa menghargai terhadap apa yang dilakukan oleh orang lain untuk kita mulai hilang karena ucapan terima kasih bisa dikatakan ucapan untuk menghargai tindakan orang lain kepada kita dan bisa membuat hati mereka senang.
Kata maaf jarang di ucapkan orang sekarang karena semakin tumbuhnya rasa keegoisan pada diri manusia yang menganggap segala yang dia lakukan adalah benar (meskipun pada kenyataannya belum tentu benar). Bahkan jika orang tersebut sadar bahwa dia telah melakukan kesalahan, sikap egois muncul kembali dan adanya perasaan jika dia meminta maaf terlebih dahulu berarti dia merehdahkan harga dirinya. Dari sikap-sikap tersebut menimbulkan menurunnya rasa tidak saling membutuhkan, sehingga meskipun mereka bermusuhan itu tidak berpengaruh pada kehiduan mereka (manusia akan menjadi orang yang individualis mementingkan dirinya sendiri) jadi yang butuhlah yang harus meminta maaf terlebih dahulu (karena merasa terdesak bukan karena sadaran akan makna kata maaf) entah dia memang yang melakukan kesalahan atau tidak. Selain itu mungkin adanya rasa takut tidak di terima rasa maafnya sehingga akan menambah rasa malu pada orang yang akan dimintai maaf tersebut mendorong orang meminta maaf.
Kata selamat jarang diucapkan orang kepada orang lain yang mendapatkan keberasilan karena
• Orang-orang mulai sibuk dengan dirinya sendiri, jadi apa yang orang lain dapatkan sudah tidak dihiraukan lagi (tumbuhnya sikap individualis),
• Anggapan bahwa yang didapatkan orang lain tersebut merupakan hal yang biasa, dan dia juga memanggap jika dia juga biasa melakukan, jadi buat apa mengucapakan kalimat selamat kalau itu bukan hal yang luar biasa menurut dirinya.
• Jika dia mengucapkan kalimat selamat ada anggap bahwa ia akan merendehkan harga dirinya, karena telah mengakui keberhasilan orang lain yang ia tidak bisa melakukan
• Malu mengakui kekalahan.
Karena perintah tersebut sudah merupakan tugas yang menjadi kewajiaban yang harus orang lain kerjakan, dan bukan hanya untuk kepentingan dirinya sendiri (juga untuk yang diperintah). Kata tolong kembali hanya pantas diucapakan kepada mereka yang benar-benar tulus membantu mereka dan bantuan itu sangat bermanfaat bagi dia saja bukan untuk kepentingan bersama (antara sipenolong dan yang ditolong) mugkin itulah anggapan orang sekarang.
Mungkin karena rasa mementingkan dirinya sendiri, orang mulai meninggalkan kata baik. Orang menganggap dirinyalah yang terbaik dan apa yang orang lain bisa lakukan dia juga pasti bisa melakukannya bahkan mungkin lebih baik sehingga pujian-pujian dengan ucapan baik mulai jarang terdengar.
Kalimat salam yang mengandung doa ini jarang terdengar lagi karena
• Orang sekarang ingin segalanya itu singkat (simple), tidak usah berkata hal yang menurut mereka tidak perlu dan langsung saja keinti pembicaraan meskipun terkadang malah berbicara yang sama sekali tidak berguna dan bermanfaat.
• Lunturnya makna kata salam dan orang-orang sudah mulai lupa bahwa kata salam merupakan ucapan yang doa, pujian sekaligus harapan.
• Orang-orang mulai sibuk dengan dirinya sendiri tidak mau lagi menegur orang lain yang dia kenal atau berapa disekitarnya meskipun hanya dengan mengucapkan kata salam.
• Mungkin anggapan bahwa jika mengucapakan kata salam akan dicap orang yang tidak gaul dan ketinggalan zaman.
Semakin jarangnya orang mengucapkan dan bersikap menghormati orang lain karena merasa derajatnya lebih tinggi sehingga orang lainlah yang sebaliknya menghormati dirinya dan orang hanya mau untuk mengucapkan dan menghormati orang yang lebih tinggi derajatnya karena mereka memanggap orang yang lebih tinggi derajatnya itulah yang bisa membantu mereka atau orang sekarang seakan-akan hanya hormat kepada orang karena dia membutuh bantuan orang tersebut bukan karena rasa menghargai antar sesama.
Manusia yang belum mampu menyanyangi orang lain seperti mengajangi dirinya sendiri terjadi karena manusia tersebut hanya mementingkan dirinya sendiri tanpa mempertimbangkan berasaan orang lain atau bisa dikatakan tidak mempunyai rasa sayang, rasa sayang dirinya hanya karena dia mempunyai sesuatu yang ingin dia dapatkan dari orang yang dia ucapakan sayang tersebut, merupakan orang yang tidak mempunyai hati nurani.
Rasa sayang yang berupa tindakan menjaga dan memelihara dengan penuh tanggung jawab sesuai hati nurani sudah tidak ada, karena orang pada saat itu bisa dikatakan hanya hidup untuk dirinya sendiri dan membahagiakan dirinya sendiri, serta rasa saling menghargai, dan menghormati yang juga bisa menimbulkan dan mewujudkan rasa saling sayangi tersebut telah hilang, sehingga sulit untuk menumbuhkan rasa sayang diantara mareka.